Minggu, 06 November 2011

konsep hidup mulia

amir hamzah
Pertama, Saling menolong [at-ta’awun]. Tolong-menolong merupakan salah satu keharusan yang dilakukan oleh setiap makhluk sosial, Karena manusia merupakan makhluk yang tak dapat hidup sendirian. Manusia butuh oarng lain tuk membantu keberlangsungan hidupnya, salah satunya ketika kita mengendarai sepeda motor, kemudian kehabisan bensin. Maka yang kita butuhkan adalah bensin yang dijual secara grosir atau di SPBU terdekat. Hal ini merupakan bukti bahwa kita membutuhkan orang ain dalam kehidupan sehari-hari.

Perbuatan baik merupakan salah satu aspek yang diajarkan oleh agama dan menjadi salah satu sifat bawaan manusia [fitrah]. Manusia menginginkan semuanya baik, apa yang ia inginkan harus baik dan sempurna, ketika sesuatu itu tidak sempurana atau tidak baik maka proses pencarian yang menjurus ke sana akan dilakukan oleh manusia terebut.

Perintah berbuat baik sangat dianjurkan oleh agama, sebagaimana dalam al-Quran Allah swt memerintahkan hambanya untuk berbuat baik. Wa ahsin kama ahsanAllahu ilaika berbuat baiklah engkau kepada sesame makhluk Allah sebagaimana engkau berbuat baik kepadamu.

Kedua, saling memaafkan. Memaafkan adalah perbuatan terpuji yang sangat dianjurkan oleh agama. Memaafkan dapat memberikan keterbukaan antar sesame, serta mampu memberikan efek yang sangat positif bagi kedua belah pihak dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Sefat memaafkan menjadikan solusi yang paling tepat ketika menghadai permasalahan, kecil besar masalah tersebut akan  mudah terselesaikan dengan memaafkan. Rasulullah saw merupakan pribadi yang sangat agung dan wajib kita tiru, beliau sangat murah dalam memberi maaf, bahkan kepada musuhnya sekalipun. Beliau pernah diludahi oleh seorang kafir qurays ketika hendak berangkat ke mesjid, dan ini rasullah terima setiap hari. Sampai suatu saat orang yang meludahi itu jatuh sakit, dan rasulullah lah orang yang pertama menjenguknya. Ia pun tersentuh dan langsung memeluk agama islam, begitulah kemurahan rasulullah dalam memberikan maaf. Sudahkah kita sampai seperti rasulullah??Memberi maaf merupakan kewajiban bagi seluruh umat islam, karena itu merupakan salah satu cirri khas, kepribadian dan bahkan menjadi tolok ukur seseorang yang percaya dengan rukun iman. Kaitan rukun iman dengan berbuat baik sangat erat sekali, ini sudah jelas dalam al-quran digambarkan.

Ketiga, memberikan apa yang dibutuhkan oleh orang lain. Hal ini menyangkut apa yang kita miliki, harta dan apapun yang bias kita berikan kepada orang lain. Salah satu yang paling kecil adalah senyum. Bias dibayangkan orang yang murah senyum dengan orang yang mahal senyum [sinis], maka orang akan lebih menyukai si muarah senyum daripada si sinis.

Memberikan apa yang orang lain butuhkan berarti memberikan perolongan yang sangat tepat, karena disaat orang lain membutuhkan kita menjadi penolongnya. Ibarat kita sedang kelaparan kemudian ada oaring yang membawakan sebungkus nasi lengkap dengan lauk-pauknya. Hal tersebut justru sangat membantu sekali dan memberikan pertolongan dengan sangat tepat, tetapi alangkah baiknya jika kita menolong oaring lain sebelum mereka sudah terdesak dahulu, tetapi jika bisa jauh-jauh hari sudah kita beri pertolongan seperti pepatah mengatakan “sedia payung sebelum hujan” inilah yang disebut dengan sikap prefentiv.

Keempat,bersabar. Sabar merupakan sifat yang paling tinggi, karena sabar dapat membentuk karater seseorang menjadi pribadi yang tangguh dan kuat terhadap cobaan, masalah dan ancaman yang dialaminya. Dalam konsep tasawuf dikenal dengan sobrun ‘ala sobrihi artinya bersabar dengan keabarannya, sehingga salah apabila ada yang mangatakan jika sabar itu ada batasnya. Ketika seseoarang mengatakan sabar itu ada batasnya berarti ia sudah keluar dari sifat sabarnya.

Sabar  adalah  menghadapi ujian dan pasrah yang aktif, bukan pasif. Sehingga semua yang ia terima itu atas kehendak Allah swt yang telah mengujinya dalam rangka untuk menambah atau meninggikan derajat dirinya, entah itu di hadapan tuhan maupun di hadapan manusia. Kita bisa meniru Rasulullah yang begitu sabarnya berdakwah, walaupun diancam dan dicerca oleh kafir qurays ia tetap sabar. Hingga ajaran islam menjadi besar dan sampai saat ini.

Allah sangat menyukai orang-orang yang bersabar. Innallaha maa asshabiriin. Artinya sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Jika kita ingin bersama Allah maka harus sabar kapan dan dimanapun. Sabar itu tidak ada batasnya, karena tidak dapat diukur dengan sesuatu apapun, melainkan dengan sebuah kata ikhlas. Dua kata ini sangat berdampingan, sabar merupakan jalan untuk memperoleh keikhlasan.

Kelima,menerima apapun yang diberikan oleh allah [tawakal]. Tawakal adalah sikap akhir ketika kita telah melakukan usaha secara maksimal dan sepenuhnya dengan baik dan sesuai prosedur. Tawakal memasrahkan apa yang telah kita usahakan dan menyandarkan semuanya kepada sang pemilik yaitu Allah, sebagai pemberi keputusan akhir.

Orang yang tawakal mampu menerima apapun yang diberikan oleh allah, ketika usaha yang ia lakukan telah sempurna namun hasilnya tidak sempurna, maka ia tidak lantas menyalahkan Allah ataupun dirinya. Melainkan ia mencoba mengintrospeksi diri, siapa tahu ada yang salah dengan pekerjaan tersebut, atau ada niat yang buruk sewaktu mengerjakan pekerjaan tersbut, sehingga allah lantas tidak memberikan hasil yang tidak memuaskan.

Rukun iman yang terakhir adalah mempercayai Qada dan Qadar. Tawakal merupakan salah satu sifat yang secara tidak langsung mendidik kita untuk mempercayai Qada dan Qadar Allah atas hambanya. Qada dan Qadar adalah menerima semua keputusan yang Allah berikan kepada kita, dan jangan sekali-kali menyalahkan Allah dengan dalih tidak adil atau lain sebagianya. Sebagai makhluk yang diciptakan, tidak selayaknya kita menjadi seorang yang sewenang-wenang terhadap sang pencipta. Majikan juga akan marah jika pembantu tidak taat terhadap dirinya, inilah gambaran kecil terhadap sikap kita dengan Allah swt.

                                                                                                                       

[1]  Mahasiswa FIAI UII.  Prodi Pendidikan Agama Islam, ia santri PONPES UII.

0 komentar: