Minggu, 06 November 2011

konsep hidup mulia

amir hamzah
Pertama, Saling menolong [at-ta’awun]. Tolong-menolong merupakan salah satu keharusan yang dilakukan oleh setiap makhluk sosial, Karena manusia merupakan makhluk yang tak dapat hidup sendirian. Manusia butuh oarng lain tuk membantu keberlangsungan hidupnya, salah satunya ketika kita mengendarai sepeda motor, kemudian kehabisan bensin. Maka yang kita butuhkan adalah bensin yang dijual secara grosir atau di SPBU terdekat. Hal ini merupakan bukti bahwa kita membutuhkan orang ain dalam kehidupan sehari-hari.

Perbuatan baik merupakan salah satu aspek yang diajarkan oleh agama dan menjadi salah satu sifat bawaan manusia [fitrah]. Manusia menginginkan semuanya baik, apa yang ia inginkan harus baik dan sempurna, ketika sesuatu itu tidak sempurana atau tidak baik maka proses pencarian yang menjurus ke sana akan dilakukan oleh manusia terebut.

Perintah berbuat baik sangat dianjurkan oleh agama, sebagaimana dalam al-Quran Allah swt memerintahkan hambanya untuk berbuat baik. Wa ahsin kama ahsanAllahu ilaika berbuat baiklah engkau kepada sesame makhluk Allah sebagaimana engkau berbuat baik kepadamu.

Kedua, saling memaafkan. Memaafkan adalah perbuatan terpuji yang sangat dianjurkan oleh agama. Memaafkan dapat memberikan keterbukaan antar sesame, serta mampu memberikan efek yang sangat positif bagi kedua belah pihak dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Sefat memaafkan menjadikan solusi yang paling tepat ketika menghadai permasalahan, kecil besar masalah tersebut akan  mudah terselesaikan dengan memaafkan. Rasulullah saw merupakan pribadi yang sangat agung dan wajib kita tiru, beliau sangat murah dalam memberi maaf, bahkan kepada musuhnya sekalipun. Beliau pernah diludahi oleh seorang kafir qurays ketika hendak berangkat ke mesjid, dan ini rasullah terima setiap hari. Sampai suatu saat orang yang meludahi itu jatuh sakit, dan rasulullah lah orang yang pertama menjenguknya. Ia pun tersentuh dan langsung memeluk agama islam, begitulah kemurahan rasulullah dalam memberikan maaf. Sudahkah kita sampai seperti rasulullah??Memberi maaf merupakan kewajiban bagi seluruh umat islam, karena itu merupakan salah satu cirri khas, kepribadian dan bahkan menjadi tolok ukur seseorang yang percaya dengan rukun iman. Kaitan rukun iman dengan berbuat baik sangat erat sekali, ini sudah jelas dalam al-quran digambarkan.

Ketiga, memberikan apa yang dibutuhkan oleh orang lain. Hal ini menyangkut apa yang kita miliki, harta dan apapun yang bias kita berikan kepada orang lain. Salah satu yang paling kecil adalah senyum. Bias dibayangkan orang yang murah senyum dengan orang yang mahal senyum [sinis], maka orang akan lebih menyukai si muarah senyum daripada si sinis.

Memberikan apa yang orang lain butuhkan berarti memberikan perolongan yang sangat tepat, karena disaat orang lain membutuhkan kita menjadi penolongnya. Ibarat kita sedang kelaparan kemudian ada oaring yang membawakan sebungkus nasi lengkap dengan lauk-pauknya. Hal tersebut justru sangat membantu sekali dan memberikan pertolongan dengan sangat tepat, tetapi alangkah baiknya jika kita menolong oaring lain sebelum mereka sudah terdesak dahulu, tetapi jika bisa jauh-jauh hari sudah kita beri pertolongan seperti pepatah mengatakan “sedia payung sebelum hujan” inilah yang disebut dengan sikap prefentiv.

Keempat,bersabar. Sabar merupakan sifat yang paling tinggi, karena sabar dapat membentuk karater seseorang menjadi pribadi yang tangguh dan kuat terhadap cobaan, masalah dan ancaman yang dialaminya. Dalam konsep tasawuf dikenal dengan sobrun ‘ala sobrihi artinya bersabar dengan keabarannya, sehingga salah apabila ada yang mangatakan jika sabar itu ada batasnya. Ketika seseoarang mengatakan sabar itu ada batasnya berarti ia sudah keluar dari sifat sabarnya.

Sabar  adalah  menghadapi ujian dan pasrah yang aktif, bukan pasif. Sehingga semua yang ia terima itu atas kehendak Allah swt yang telah mengujinya dalam rangka untuk menambah atau meninggikan derajat dirinya, entah itu di hadapan tuhan maupun di hadapan manusia. Kita bisa meniru Rasulullah yang begitu sabarnya berdakwah, walaupun diancam dan dicerca oleh kafir qurays ia tetap sabar. Hingga ajaran islam menjadi besar dan sampai saat ini.

Allah sangat menyukai orang-orang yang bersabar. Innallaha maa asshabiriin. Artinya sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Jika kita ingin bersama Allah maka harus sabar kapan dan dimanapun. Sabar itu tidak ada batasnya, karena tidak dapat diukur dengan sesuatu apapun, melainkan dengan sebuah kata ikhlas. Dua kata ini sangat berdampingan, sabar merupakan jalan untuk memperoleh keikhlasan.

Kelima,menerima apapun yang diberikan oleh allah [tawakal]. Tawakal adalah sikap akhir ketika kita telah melakukan usaha secara maksimal dan sepenuhnya dengan baik dan sesuai prosedur. Tawakal memasrahkan apa yang telah kita usahakan dan menyandarkan semuanya kepada sang pemilik yaitu Allah, sebagai pemberi keputusan akhir.

Orang yang tawakal mampu menerima apapun yang diberikan oleh allah, ketika usaha yang ia lakukan telah sempurna namun hasilnya tidak sempurna, maka ia tidak lantas menyalahkan Allah ataupun dirinya. Melainkan ia mencoba mengintrospeksi diri, siapa tahu ada yang salah dengan pekerjaan tersebut, atau ada niat yang buruk sewaktu mengerjakan pekerjaan tersbut, sehingga allah lantas tidak memberikan hasil yang tidak memuaskan.

Rukun iman yang terakhir adalah mempercayai Qada dan Qadar. Tawakal merupakan salah satu sifat yang secara tidak langsung mendidik kita untuk mempercayai Qada dan Qadar Allah atas hambanya. Qada dan Qadar adalah menerima semua keputusan yang Allah berikan kepada kita, dan jangan sekali-kali menyalahkan Allah dengan dalih tidak adil atau lain sebagianya. Sebagai makhluk yang diciptakan, tidak selayaknya kita menjadi seorang yang sewenang-wenang terhadap sang pencipta. Majikan juga akan marah jika pembantu tidak taat terhadap dirinya, inilah gambaran kecil terhadap sikap kita dengan Allah swt.

                                                                                                                       

[1]  Mahasiswa FIAI UII.  Prodi Pendidikan Agama Islam, ia santri PONPES UII.

RAHASIA SYAHRAIN PRA RAMADHAN

Rajab dan Syaban
Bulan Rajab adalah bulan yang agung yaitu bulan yang ketujuh dalam hitungan bulan hujriyah. Pada bulan ini Allah swt. telah membuka mata umat kaum musrikin yang pada masa zaman jahiliyah. Betapa tidak, pada bulan yang mulia ini Allah swt. memperjalankan hambanya yang bernama Muhamad bin Abdullah dari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha pada waktu malam hari. Allah swt berfurman dalam alquran :

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. Al-Israa [17] : 1)
Perjalanann ini merupakan sebuah gambaran umum bagi kita semua bahwa urusan-uruasan yang bersifat sosial kemanusiaan (Hablun Minannaas) harus terlebih dahulu dibangaun, agar terciptanya sebuah kedamaian dan kesejahteraan. Jika hal ini telah terbentuk maka aspek yang lain kaan mudah dilakukan. Kita tidak boleh mengesampingkan ibadah yang bersifat horizontal karena justru ibadah inilah yang paling besar dan berpengaruh. Rasulullah mengajarkan bagaimana kita semua hidup berdampingan dengan tetangga dan bagiamana seharusnya kita bersikap dengan tetangga bahkan rasul menyatakan dengan tegas tidak akan masuk syurga bagi siapa yang membuat resah tetangganya. Inilah gambaran betapa pentingnya hubungan antar sesame manusia (Hablun Minannaas)

Setelah diisrakan oleh Allah swt. Muhamad bin Abdullah melaksanakan mi’raj atau naik ke langit, dari masjidil Aqsha di Palestina menuju sidratul muntaha. Hal ini menggambarkan dengan jelas bahwa berhubungan kepada Allah swt. (Hablun Minallah) harus dibangun berdasarkan kekokohan secara menyeluruh, maksudnya ibadah kita bisa diterima oleh Allah swt.  apabila ibadah mu’amalah kita telah baik, dan tertanam baik dengan sesama manusia. Jika ibadah mu’amalah tersebut masih belum tertata rapi kemungkinan ibadah tersebut tidak sampai kepadaNYA. Allah swt tidak menerima ibadah seseorang apabila dihatinya ada riya, inilah gambaran secara jelas bahwa amalam mu’amalah kita harus baik dan berusaha untuk menghindari  urusan mu’amalah yang tidak baik.

Dari perjalanan mi’raj nabi muhamad saw kita disadarkan dengan hubungan secara horizontal dan vertical dengan baik, kedua hubungan ini dapat disatukan dan harus ada dalam diri orang-orang muslim. Jika tertata dengan baik maka itulah sebaik-baiknya manusia; ahsanu taqwim.

Hitungan bulan yang selanjutnya adalah hiungan bulan kedelapan yaitu bulan syaban. Pada bulan ini amalan-amalan  kita akan dilaporkan dan dibukukan, oleh karena itu maka rapor yang akan kita serahkan harus memiliki nilai yang baik. Jika nilai rapor sekolah siswa ada yang tidak memenuhi standar maka guru akan memberikan teguran kepada siswa dengan berupa memenggilnya dan kemudian memberiakan nasihatnya.  Akan tetapi allah memiliki cara lain, ia memiliki cara yang sungguh sangat baik dan bijak ketika memberikan teguran kepada hambanya.

Jika kita tidak ingin rapor itu memeiliki nilai yang buruk maka jangan berbuat pelanggaran, dan rumusnya sebetulnya sangat mudah hanya  taat dan patuh saja. Hanya saja manusia terbawa oleh hawa nafsunya sehingga ketaaan tersebut bisa tertutupi oleh nafsu lawwamah dan ammarah.

Alquran membagi nafsu itu menjadi tiga, yaitu nafsu amarah, nafsu lawwamah dan nafsu mutmainnah.  Nafsu ammarah adalah nafsu yang selalu mendorong kepada kejahatan allah berfirman “ dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. Yusuf [12] : 53).

Nafsu lawwamah adalah nafsu yang selalu membuat seseorang tidak puas dengan apa yang telah diperlahnya dan berusaha berbuat dan memperoleh sesuatu yang lebih baik dari yang sudah diperoleh.  Penulis sendiri lebih tepatnya mengaratikan nafsu ini adalah “rasa ketidakpuasan”. Jika ketidakpuasan ini dijadikan untuk hal yang positif  tentu sangat dianjurkan, misalnya kita diharuskan mencari ilmu dan jangan puas dengan ilmu yang telah kita miliki. Tetapi jika ketidakpuasaan lebih kepada hal yang negative seperti korupsi dan berzina dan kemudian melakukan hal-hal yang dilauar syariat maka harus diabaikan, ditinggalkan dan segera bertaubat kepada Allah swt. “dan aku bersumpah dengan jiwa yang Amat menyesali (dirinya sendiri)bila ia berbuat kebaikan ia juga menyesal kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan”. (QS. Al-Qiyamah [75] :2)

Sedangkan nafsu yang terakhir adalah nafsu mutmainnah, yaitu nafsu yang tenang dan patut dimiliki harus terus dijaga oleh setiap diri manusia. Nafsu mutmainnah sellau mendorong pemiliknya untuk menjadi manusia yang seutuhnya, memiliki kesadaran dan jati diri, memiliki dan mampu memaknai darti hidup dan kehidupan, sekakigus menr=gerti dan mampu memaknai arti kebahagiaan. Siapa saja yang memiliki nafsu ini allah maka janjai allah adalah syurga. Allah berfirman : “…. Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.”

Pesan Untuk Ramadhan
Rasulullah saw dala do’anya “ya Allah berikanlah kami berkah dibulan Rajab, dan Syaban dan sampaikanlah kami kepada bulan ramadhan…” Do’a yang yang dipanjatkan oleh baginda rasulullah saw. selain sebagai perasaan beliau rindu akan keagungan bulan ramadhan akan tetapi rasulullah juga meminta kepada Allah agar di dua bulan sebelum ramadhan diberikan berkah untuk mempersiapkan diri menyambut bulan yang agung tesebut. Salah satu berkah di dua bulan pra ramadhan adalah, pada bulan rajab kita dianjurkan mensucikanan ibadah dengan baik dan benar, sedangkan pada bulan syaban kita dianjurkan untuk memyucikan nafsu dari segala bentuknya agar ketiaka menghadapi ramadhan semuanya sudah dipersiapkan.

Pada bulan Rajab ibadah harus betul-betul dipersiapkan, hubungan muamalah dan syariah harus betul-betul terjamin dan terbebas dari segala bentuk amalan yang dapat merusak ibadah puasa atau justru menghilangkan pahala puasa dibulan ramahdan nanti. Karena banyak sekali amalan-amalan yang mampu menghilangkan pahala puasa  diantaranya adalah berdusta. Amalan-amalan yang baik adalah memperbanyak puasa sunah, membaca alquran, sholat malam dan memperbanyak istighfar dan lain sebgaianya.
 
Jika kebiasaan yang tidak baik sering kita lakukan pada bulan-bulan sebelumnya maka ketika memasuki bulan rajab harus segera ditinggalkan. Kebiasaan yang sering dilakukan biasanya sulit untuk ditinggalkan dan butuh proses yang lama untuk memulai dari awal kembali. Apalagi sesuatu yang buruk biasanya sangat sukar untuk ditinggalkan, tetapi jika untuk melakukan kebaikan justru malah sangat mudah untuk meninggalkannya.

Setiap perubahan butuh waktu dan memakan waktu yang lama sehingga tiga bulan biasanya waktu yang paling efektif dalam hal ini. Salah satunya adalah mengatur pola makan yang tidak teratur menjadi diatur, dan juga harus diperbanyak melakuakn latihan puasa agar tidak kelelahan ketika mengahdapi puasa ramadhan dan banyak lagi hal yang lain yang bisa dilakukan dalam mempersiapkan diri menyambut ramadhan. Hal yang selanjutnya adalah bagaiaman kita menjaga semua anggota tubuh kita melakukan puasa sama seperti halnya mulut yang berhenti dari kegiatan yang namanya makan dan minum. Butuh latihan dan kesiapan tubuh yang kuat pula dalam menghadapi bulan ramadhan yang mulia ini. Sehingga tubuh harus betul-betul sehat dan siap dipakai untuk menjaalankan ibadah puasa.

Setelah latihan fisik kita jalani maka langkah selanjutnya adalah latihan hati. Bagiamana melatih hati agar siap menyambut bulan suci ramadhan dan menjadikan hati tetap terjaga, tetap tenang dan mantap menghadapi bulan ramdhan. Jika hati telah rusak dan dan tercemar dibulan ramadhan maka pahala puasa kita bisa saja hilang akibat hati kita berburuk sangka, iri hati, dengki, dan lain sebagainya. Latihan hati salah satunya adlah bagaiman melawan hawa nafsu yang  dapat membawa kita kepada keburukan, berusaha melawan nafsu ammarah dan nafsu lawwamah. Dengan mengalahkan dua nafsu ini maka nafsu mutmainnahlah yang kan tumbuh dan mengantarkan kita kepada janji allah yaitu  masuk syurga.

Penutup
Bulan rajab telah kita lewati dan saat ini kita memasuki bulan syaban. Persiapan apa sajakah yang telah kita lakukan dalam rangka menyambut bulan ramadhan yang agung ini.? Alangkah baiknya kita mencuci ulang dan introspeksi dengan amalan-amalan yang telah kita lakukan pada bulan-bulan sebelumnya agar amalan tersebut terseleksi, yang baik terus dipertahankan dan yang tidak baik ditinggalkan.

Ramadhan merupakan bulan yang agung, penuh ampunan (magfirah), bulan penuh hikmah, penuh berkah, dan diibaratkan sebagai seribu bulan. Oleh karena itu maka sebisa mungkin kita mempersiapkan diri jauh-jauh hari dalam menyambut bulan yang maha agung ini. Tak salah jika persiapan itu dilaksanakan dari bulan rajab dan bulan syaban. Bulan rajab sebgai bulan taghyirul jism sedangkan pada bulan syaban taghyirul nafs. Sehingga ketika bulan ramadhan tinggal meyempurnakan keduanya untuk lebih kokoh dan mantap dalam menghadap sang pemilik seluruh alam ini. Semoga kita diberikan kekuatan dan diberikan kesmpatan merasakan nikmatnya dalam menjalani puasa ramadhan tahun ini. Amiin.

Ming
Divisi Humas; Dai Hijrah
Universitas Islam Indonesia 2011

           

ikhlas

Konsep ikhlas yang dipaparkan oleh penceramah yang kemarin adalah keikhlasan tanpa batas dari konsep ekonomi islam. Sedangkan dalam konsep ilmu pendidikan adalah sebagimana yang dipaparkan oleh Imam al-Ghazali, yaitu tentang bagaimana keikhlasan itu sebenranya. Keilkhlasan yang dibangun berdasarkan sesuatu yang tidak ada ukurannya karena ikhlas itu tidak disandarkan kepada sesuatu hal apapun kecuali kepada allah. Niat karena allah adalah tujuan akhir yang disandarkan oleh seorang mukhlis kepada tuhannya. Imam al-Ghazali mengatakan bahwa ilmu itu dari allah maka ilmu harus disampaikan kepada setiap orang dan jangan mengharapkan sesuatu dari nya.

Ikhlas ruhul amal
Ikhlas adalah amalan yang tiada dunya dan mampu mengalahkan sesuatu apapun, iblis pun takut dengan orang yang mukhlis. Orang yang mukhlis sedah menyerahkan semunya kepada allah dan menjadikan semunya lillah (karena allah) jadi sekali lagi ikhas adalah amalan yang menjadi sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap orang yang beriman khususnya kita selaku muslim.

Jika ikhlas sudah tertanam betul dalam diri seseorang maka semuanya tidak lagi menjadi beban dan menjadi halangan atau rintangan, karena semuanya ia sandarkan kepada allah swt yang telah menjadikan ini semuanya sebagai ujian untuk dirinya. Ia menyadari betul akan hakikat sebuah kehidupan yang ia jalani, dan tanpa sedikitpun ia mengeluh dalam hatinya tentang apa yang ia rasakan ketika memperoleh musibah. Hakikat keikhlasan adalah bertujuan untuk memperoleh kenikmatan yang bersifat ruhiyah dan bercokol kepada masa depan, bukan esok ataupun yang lainnya. Tetapi amalan ikhlas menjadi amalan yang jangka panjang dan tiada batas waktu dan jaman, ia akan musnah apabila telah terkontaminasi dengan penyakit hati yaitu tidak puas dan mengharapkan pujian dari manusia. Hal inilah yang mengakibatkan niat kita sering tidak menjadi niat yang ikhlas karena allah, karena selain allah yang ia harapkan, pengertian ikhlas adalah hanya mengharapkan ridha allah swt tidak yang lain lagi.

Niat yang kotor akan menghasilkan sesuatu yang buruk pula, dan mengakibatkan kerusakan semata. Sedangkan tuhan tidak menginginkan kerusakan tersebut innallaha laa yuhibbu almufsidiin (sesungguhnya allah tidak menyukai kerusakan) allah adalah maha pemelihara bukan maha perusak. Sehingga manusia haruslah sadar betul akan hal ini, karena dengan demikian semuanya akan menjadi terkendali dan menjadikan semuanya terkontreol dan menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan dating. Manusia diberikan kewenangan oleh allah untuk menjaga semua yang telah allah berikan untuk umat manusia agar mampu menjadi manfaat yang bias di ambil oleh manusia itu sendiri untuk kepentingan hidupnya.

Jamaah sholat duhur yang dirahmati allah...
Dalam dua terakhir ini saya dikejutkan dengan beberapa hal yang menurut saya kurang pas dan tidak enak untuk disaksikan bersama oleh kita selaku umat yang mengaku iman kepada tuhan yang esa yaitu allah swt. Jika ada penyimpangan dan beberapa hal yang terkait masalah ini harus segera diselesaikan dengan baik dan benar sehingga semuanya menjadi saling menguntungkan dan tidak ada yang dirugikan sedikit pun.

Empat ciri si dia bukan pasangan kita

Tak ingin salah pilih pasangan? Coba perhatikan tanda-tanda si dia, pantaskah ia jadi pendamping? Berikut 4 tanda yang dikutip dari Sheknows, bahwa si dia bukanlah pilihan yang tepat.
1. Tidak memikirkan Anda          
Dia hanya memikirkan dirinya dan masalahnya. Bahkan terkadang, keadaan Anda tak ia pikirkan. Yang penting adalah dirinya seorang. Ini berarti, dia tak mencintai Anda sama sekali.
2. 'Menyembunyikan' Anda      
Dia tak berusaha mengenalkan Anda pada lingkungan sosialnya. Jangankan mengenalkan pada keluarga, kepada teman dan sahabatnya saja, ia tak pernah membicarakan Anda. Hubungan Anda seakan disembunyikan. Hal ini adalah tanda dia tidak serius.  
3. Dia suka menggoda   
Si dia suka menggoda orang lain bahkan ketika di depan Anda. Ia tak memikirkan perasaan Anda saat itu dan sibuk dengan dirinya sendiri. 
4. Tidak berbagi               
Pasangan yang baik adalah yang saling berbagi. Ikatan Anda dan pasangan akan semakin kuat. Sebaliknya, jika dalam suatu hubungan, baik Anda maupun pasangan tak pernah saling berbagi dan tukar pikiran, maka dapat dipastikan, pondasi hubungan yang dijalankan tidak akan kuat. Sehingga sia-sia saja hubungan itu diteruskan.           
Jika empat tanda di atas ada di pasangan Anda, sebaiknya tinjau ulang hubungan tersebut. Jangan sampai Anda menaruh hati pada orang yang salah.

sumber berita : 

rahasia di dalam koper wanita

Ingin tahu mengapa wanita selalu membutuhkan waktu lebih lama untuk mengisi kopernya sebelum liburan? Dan tahukah alasan mengapa mereka tak pernah membawa koper yang kecil? Temukan jawabannya di sini. Sebuah penelitian unik dilakukan terhadap 2.000 orang wanita di Inggris. Survei yang dilakukan secara online oleh pebisnis agen travel setempat menemukan fakta-fakta yang menarik.

Dari penelitian yang dikutip dari Daily Mail itu terungkap, 77 persen responden sengaja membawa barang lebih dari yang mereka perlukan untuk berjaga-jaga. Lima persen responden juga mengaku sengaja membawa pakaian dua kali lebih banyak dari yang diperlukan karena tak bisa memutuskan ingin memakai baju apa saat liburan.

Tak hanya itu, para wanita juga mengaku membawa berbagai perlengkapan aksesori yang disesuaikan dengan setiap busana yang dipakai — dari alat pengering, pengeriting hingga pelurus rambut. Perlengkapan tadi juga merupakan penyebab berat koper wanita berlebih. Lucunya, tak jarang wanita mengalami masalah karena isi kopernya yang berlebih. Sebanyak 65 persen wanita mengaku kesulitan menutup kopernya sendiri karena terlalu penuh, dan 72 persen wanita mengaku terpaksa membayar kelebihan berat bagasinya di bandara.

Walau begitu, saat pulang liburan, koper wanita tak menjadi bertambah ringan. Justru biasanya, koper mereka bertambah penuh (karena saat berlibur, mereka juga selalu menyempatkan diri untuk berbelanja). Duh! Kalau Anda bagaimana?

Jumat, 10 Juni 2011

Standarisasi UN Harus Dibenahi

Setiap pendidikan yang ada di wilayah pasti berbeda kualitas, mutu, manajemen dan kualitas gurunya. Pendidikan yang ada di kota pasti lebih baik dibandingkan dengan yang ada di daerah pedesaan atau jauh dari kota. Apalagi antara sekolah yang berlabel negri dengan sekolah yang hanya berlabel swasta, pastilah sangat mencolok perbedaan tersebut. kedua-duanya bisa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga jika standarisasi UN dijadikan sebagi nilai kelulusan bagi sekolah, ini sangat tidak sesuai dan terkesan memaksakan. Perbedaan yang sifatnya tidak bisa disamakan maka tidak bisa begitu saja memutuskan standrisasi pendidikan.

Sekloah yang bagus kualitas gurunya tentu akan menghasilkan murid-murid yang bagus pula, akan tetapi jika sekolah yang hanya memiliki kualitas gurunya standar tentulah menghasilkan murid yang standar pula. Hal ini bisa dibuktikan dengan bagaimana mereka mengerjakan soal UN yang dibuat oleh diknas. Guru yang ada di desa dengan yang ada di kota sangat jauh perbedaanya, guru yang di kota mereka bisa mengakses soal-soal yang terbaru dan dipredikisi akan keluar di ujian Nasional. Tetapi jika guru yang ada di desa mereka hanya mengandalkan buku-buku ujian nasional yang belum tentu ada di soal ujian  Nasional, masalah mereka hanya satu yaitu tidak cukup biaya untuk memiliki soal-soal yang terbaru.

Masalah yang demikan harus menjadi acuan dan menjadi evaluasi terhadap standarisasi un sebagai nilai kelulusan sekolah. Saya lebih sepakat jika ujian nasional hanya sebagai standarisasi antar sekolah yang ada di Indonesia. Standarisasi sekolah ini hanya merupakan evaluasi sekolah-sekolah yang ada di seluruh Indonesia saja, jika hasil un mereka jeblog atau tidak memuaskan maka yang harus dicari adalah ada maslah apa dengan sekolah tersebut. Jika kekurangan guru yang berkualitas, maka pemerinah mengirimkan guru yang berkualitas tersebut kesekolah yang membutuhkannya, jika kurang manajemennya kurang maka pemerinah memberikan pelatihan kepada sekolah tersebut untuk bisa bagaimana menerapkan manajemen yang baik.

Pendidikan bukan sesuatu hal yang bisa begitu saja terlihat hasilnya, melainkan butuh waktu yang lama untuk melihat hasil tesebut, oleh karena itu maka pendidikan harus dievaluasi dan dirancang sedemikan rupa untuk mampu menghasilkan pendidikan yang mampu bersaing dengan dunia luar dan dunia kerja. Tujuan dari standarisasi ini memang baik tetapi butuh proses yang lama dan harus mengalami perubahan dan agar lebih efisien dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat luas.

Inti dari pendidikan adalah bagaimana menciptakan manusia yang mampu bersaing dengan negara lain dan tidak ketinggalan. Harapan iani bisa terwujud bilamana semua konsep pendidkan dijalankan dengan benar dan di terima oleh semua masyarakat dengan nilai kejujuran dan nilai kewajiaban yang melekat dalam hati mereka. Sehingga memahami betul makana dari standari tersebut seperti apa dan arahnya kemana.

Kultur Budaya
Budaya mencontek dan plagiat memang sudah bukan rahasia lagi, tapi sudah menjadi hal yang biasa. Ujian nasinal menjdai ternoda dengan  maraknya pemberi kunci jawaban yang tersebar luas dan tidak tahu keabsahannya dan ini menjadikan siswa enggan belajar dan mengandalkan bantuan kunci jawaban tersebut. kunci jawaban yang siswa dapatkan entah dari mana datangnya yang jelas mereka ada yang sampai mengumpulkan uang untuk membeli kunci jawaban.  Satu mata pelajaran berfariasi harganaya dan biasanya kata mereka ada yang sampai jutaan. Terpaksa mereka iuran satu kelas untuk dapat kunci jawaban tersebut.
 
Saat ini ditambah lagi dengan pihak sekolah yang menjadi penolong, pasalanya kepala sekolah tidak mau nama baiak sekoloahnya tercoreng gara-gara tidak ada yang lulus salah satu muridnya. Sehingga sekolah tersebut berusaha meluluskan siswa-siswanya dengan jalan apapaun.

Miskin Keteladanan
Bangsa yang besar adalah yang menghargai para pahlawannya. Saat ini jangankan menghargai para pahlawan bangsa, mengenal namanya saja tidak. Jika ingin bukti bisa ditanyakan langsung kepada siswa terkait masalah ini. Ditambah lagi dengan teladan pemimpin negri ini yang mengatasnamakan rakyat demi kepentingan pribadi dan keluarganya. Tetapi justru dengan kekuasaannya ia memeras rakyat dan memakan uang rakyat, sungguh biadab.
 
Pepatah “guru kencing berdiri murid kencing berlairi” kini telah berubah, kini yaitu “guru kencing berlari murid mengencingi guru”. Inilah yang terjadi saat ini, alasan yang mandasarinya adalah karena guru saat ini miskin keteladanan, sehingga siswa tidak lagi meghormati gurunya melainkan menjadi musuhnya disekolah. Belajar dari surat lukman
 
"dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar"dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun".[lukman: 12-14]

Epilog
Peran seorang guru tidak bias dipisahkan dari setiap murid atau siswanya. Gurulah yang berperan besar dalam dunia pendidikan yang ia tempuh dari sekolah TK, SD, SLTP, SLTA dan Kuliah, tanpa peran guru tidak mungkin mereka bisa; seperti dalam pepetah yang mengatakan “belajar tanpa guru bisa menjadi tersesat”
 
Guru yang baik adalah mereka yang memebrikan keteladanan bagi murid dan siswanya, bahkan mereka bisa menjadikan guru sebagai orang tua yang kedua setelah ibu dan bapak. Seorang guru harus bisa menempatkan diri mereka sebagai kakak, teman, guru, dan orang tua.  Empat keperibadian ini jika diterapkan dan ada pada seorang guru pastilah siswa akan menghormati dan disuaki oleh setiap murid-murid dan siswa-siswanya.

Negri ini butuh pahlawan tanpa jasa (guru) yang mampu menanggulangi kesalahan dan dari bobroknya moral negri ini, sehingga dengan sentuhan-sentuhan pendidikan yang ia ajarkan kepada murid/siswanya mampu menjadikan mereka orang-orang yang besar dan akhirnya membawa negri ini keluar dari broken zone.
 
Perbedaan tiap sekolah harus diakui, serta tidak bisa dipaksa toh perubahan itu butuh proses. Jika standarisasi ngotot dilakukan, maka konsekuensinya adalah penyelewengan-penyelewengan dalam dunia pendidikan tidak mungkin bisa terelakkan, pasalnya pihak sekolah tidak mau hanya gara-gara UN, nama baik sekolah mereka tercoreng.

Tajul Aripin
Guru SMPN 1 Cikande-Serang